Banyak sesuatu yang indah di dunia ini untuk kita nikmati. Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri, menghabiskan biaya, dan nyasar pula. Jika kantong tak sesuai ukuran dengan keinginan, usah dipaksakan. Masih ada hari esok. So, hari ini kita jalani saja dengan bertamasya ke Pantai Gosong.
Masyarakat sekitar menyebutnya dengan Pantai Gosong saja. Kedengaran agak unik memang. Konon, nama Pantai Gosong ini diambil karena udara pantai yang sangat panas, sehingga jika berlama-lama kulit akan gosong terpanggang matahari. Begitu kata salah seorang pedagang es kelapa yang mangkal di pantai gosong ini.
Pantai Gosong berada di Desa Telaga Gosong, dan sudah masuk daerah Rimo, sekitar 10 km dari ibukota Singkil. Sama seperti daerah pantai lainnya, penduduk rata-rata hidup sebagai nelayan tradisional. Namun jangan heran, perahu nelayan jarang terlihat bersandar di Pantai Gosong. Mereka lebih memilih mengikat perahu di sekitar belakang rumah mereka sendiri. Karenanya, pantai seolah-olah sepi dari aktivitas nelayan yang melaut dan otomatis tidak mengganggu pelancong yang ingin bebas bermain air.
Kini Pantai Gosong menjadi pilihan utama masyarakat Singkil untuk relaksasi. Meski ada juga beberapa objek wisata laut lainnya yang tak kalah populer seperti Pelabuhan Pulo Sarok yang tepat berada di tengah Kota Singkil, tapi Pantai Gosong dianggap paling tenang dan damai.
Kabupaten Singkil yang baru berdiri tahun 1999 ini memang tengah berbenah diri menjadikan potensi bahari sebagai ikon wisatanya. Luas Kabupaten Singkil yang mencapai 3.578 km2 dengan komposisi wilayah perairan yang cukup besar membuat mereka tidak bisa lepas dari laut. Dengan jumlah penduduk sebanyak 120.043 jiwa, Singkil tengah berbenah menjadi satu daerah tujuan wisata yang penting di pesisir barat Sumatera.
Kebetulan, kami tidak berkunjung pada saat liburan. Suasana pantai yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia ini terasa sepi. Hanya burung camar yang tampak melintas di atas dan kegiatan beberapa pemancing yang asyik masyuk di atas sebuah dermaga yang sudah hancur. Dermaga ini hanya meninggalkan sisa-sisa kejayaannya berupa tonggak kayu yang masih terpancang di pinggir pantai.
Pasir pantai yang berwarna putih memantulkan kembali cahaya matahari. Anehnya, meskipun hamparan pasir ini sangat panas, namun saat tapak kaki menyatu dan tenggelam dalam kelembutannya, rasa panas itu seakan sirna. Jejak tapak kaki yang saya tinggalkan segera lenyap oleh sapuan ombak. Pantai yang luas dan laut yang bergelombang membuat kami, rombongan kecil ini, bagaikan sebuah titik di lapangan yang sangat luas.
Namun kesunyian ini berubah total pada hari-hari libur karena para pelancong lokal akan meramaikan Pantai Gosong. Pasirnya yang putih dan airnya yang jernih memang membuat pantai ini menjadi tempat pemandian yang asyik. Kios-kios dadakan membuat suasana bak pasar malam. Meski begitu, pantai ini tetap memberikan citra positif karena tak diganggu dengan hiburan-hiburan keyboard yang kurang layak seperti kebanyakan pantai lainnya. Tunggu apalagi guys. saatnya mandi matahari di pantai gosong. Eiitss, jangan lupa pakai sunblock ya..
Picture was taken by: abang Facriz Tan
0 komentar:
Post a Comment