c'mon comrade

Saturday, August 27, 2011

Laundry: ada rupa ada harga.

Rumah kontrakanku letaknya di perumahan Johor. Masih di kota Medan juga. Lingkungannya cukup lah. Cukup menyebalkan maksudku. Keadaan ini diperparah lagi dengan airnya yang berwarna coklat kekuningan. Berbau besi pula. Otomatis, jika mencuci pakaian, warnanya akan sama dengan warna air. Apalagi jika mencuci pakaian putih. Tamatlah riwayatnya. Jalan akhirnya, jadikan saja kain lap kompor atau alas kaki. Nah, alasan inilah yang membuatku berani menyinggahkan 24 potong pakaian ke laundry.

Tapi, jangan kira me-laundry pakaian bisa sesuai dengan yang kau inginkan dan dapat mengikuti seleramu. No, mate. Jika kau ingin bersih, jelas-jelas itu mustahil. Sebab laundry hanya menyediakan jasa cuci dengan mesin cuci. Wangi? Tentu saja ada empat jenis wewangian yang bisa kau pilih. Wangi tisu, bunga mawar, jeruk, dan citrun. Saat kau membuka plastik laundry yang membungkus bajumu, maka wewangian itu langsung menusuk tajam ke hidungmu. Kemudian, dengan polosnya kau katakan pakaianmu bersih.

Kusarankan, coba check seluruh pakaianmu setelah kau mengambilnya dari laundry. Perhatikan ujung bawah celana, pinggang dan pisaknya. Setelah itu baju. Lihat pada kerah, bagian leher, dan ujung bawah baju. Jelas saja kau akan melihat warna hitam samar-samar. Bercak-bercak dan noda bandel masih menempel. Akan lenyap jika dicuci dengan tangan, bukan mesin cuci yang kerjanya hanya mengobok-obok dan memutar seluruh pakaian.

Begitu yang terjadi dengan pakaianku yang baru saja kuambil dari tempat laundry LKS (laundry kita semua) di dekat rumah. Sangat mengecewakan.

“itu tak akan terjadi jika kau mengantarnya ke Verona. Tempat laundry eksklusif di kota sana” kata Def, teman imajinerku. Kumajukan mulutku dan mendelik ke arahnya. Kupikir Def benar juga. Aku me-laundry pakaian ke tempat laundry murahan, jasa laundry yang biasa digunakan mahasiswa kampung yang mana kulihanya dibiayai oleh pemerintah lewat beasiswa. Enam ribu perak per-kilonya. Jadi, sesuai dengan butir-butir ekonomi, ‘ada rupa ada harga’, itulah yang berlaku di duniaku sekarang ini.

“ya, aku tahu. Tapi di tempat laundry lain gak separah ini!” belaku sambil berdoa agar aku diberkahi Allah rezeki yang berlimpah-limpah dan karunia yang tak putus-putusnya.

0 komentar:

Post a Comment

 
Free Host | lasik eye surgery | accountant website design