c'mon comrade

Thursday, January 5, 2012

4T

Bagi saya, sangat tidak bisa diterima gigi sehat ketika alm. Maggy Z mendendangkan lagu “lebih baik sakit gigi daripada sakit hati”, yang gemanya terdengar seantero Indonesia bagian timur dan barat. Sampai-sampai, lagu tersebut di remix dengan berbagai versi mulai dari dangdut pop hingga dangdut DJ. Menurut pengalaman saya yang mana telah pernah merasakan sakit gigi untuk kesekian kali hingga hari ini, derita sakit gigi sungguh amat tak tertanggungkan. Tidak hanya pada gigi, tapi kepala hingga ulu hati pun terkena efeknya. Saya pun suskses demam dibuatnya.

Ini sudah hari keempat. Tapi alhamdulillah, nyeri dan bengkak pada gusi semakin berkurang. Awalnya, gusi sebelah kiri saya gatal-gatal. Maksudnya, gigi saya yang berlubang itu gusinya gatal. Lalu saya kumur-kumur dengan air putih biasa. Tapi gatalnya belum hilang juga. Akhirnya saya tusuk gusi yang gatal tadi dengan jarum pentul yang biasanya saya gunakan untuk menautkan jibab. “kelakuan orang yang kena penyakit saraf!” kata abang saya. Setelah itu tak terjadi apa-apa. Dan saya santai-santai saja meneruskan pekerjaan.

Iseng sih sebenarnya ketika saya memutuskan menusuk gusi dengan jarum pentul. Ingin merasakan sensasinya. Agak gimanaaa gituh. Nah, 2 jam kemudian, mulailah saya merasakan sakit pada gusi dan gigi. Akibat buruknya adalah sulit tidur, kepala berat, mata kabur dan jantung berdebar-debar. Debarannya melebihi debaran jantung saya ketika secara tak sengaja melihat orang yang saya sukai. Padahal, melihat orang yang kita sukai merupakan proses paling mendebarkan dalam perjalanan hidup ini. Sebab debaran itu membawa saya pada kejadian memalukan, dimana ice cream yang saya makan tumpah ke baju. Rupanya, masih ada yang lebih menggetarkan jiwa ketimbang jatuh cinta, yaitu sakit gigi.

Karena kekurangpercayaan saya pada keampuhan obat-obatan, akhirnya saya memutuskan menikmati sendiri sakit gigi yang amat sangat merontokkan sendi dan tulang belulang. Bukan berarti saya tidak usaha. Malah saya punya 4 jenis obat yaitu Cateblam (haishh… saya kurang ingat ejaannya, so maaf kalau salah tulis), Ponstan, Antalgin dan terakhir Habbatussaudah. Dari keempat obat-obatan tadi, yang cukup berpengaruh membasmi kuman di dalam gusi+gigi saya adalah Habbatussaudah. Eh, ini bukan promosi loh. Sebab kenyataannya, Habbatussaudah memang cukup ampuh menyembuhkan nyeri gigi dan gusi saya.

Namun, hal yang paling utama berperan menyembuhkan gigi saya adalah 4T yaitu, tasbih, tahmid, tahlil dan takbir. Seraya merasakan denyutan sakit pada gigi dan kepala, tak henti-hentinya bibir ini mengucap 4T tersebut sampai tertidur, dengan posisi tangan kiri saya tempelkan ke tempat yang sakit. Sesekali saya merintih dan menangis juga menahankan sakit yang teramat. Entah sampai jam berapa mulut saya terhenti mengucap asma-Nya. Namun pada saat saya terbangun keesokan paginya sekitar pukul 05.30, saya merasa tenang, gigi tak sakit lagi, dan denyutan pun berkurang. Kemudian, saya ulangi 4T ketika akan berkumur. Alhamdulillah, sakit gigi saya berangsur-angsur sembuh.

At least, Kuncinya adalah yakin dan percaya dengan kekuatan Allah. Dan saya selalu yakin, bahwa tak ada kejadian di alam semesta ini terjadi tanpa takdir dan ketentuan-Nya. Allah, terimakasih. Betapa indah dan nikmat setiap karuniaMu. Luas dan tak berbatas.

2 komentar:

dinneno said...

Kalo ada yang bilang lebih baik sakit gigi sari pada sakit hati, bagus ditabok aja mulutnya kak. Dia belum tau rasanya sakit gigi kali yak? :D
Sekarang (sampe komen ini dibuat) gimana sakit giginya kak? Udah sembuh kah?

Dinna F. Noris said...

hahahaaa... kaw ya. jangna mengganggu. nulis nih. alhamdulillah sudah sembuh dengan 4T. ampuh luar biasa.

Post a Comment

 
Free Host | lasik eye surgery | accountant website design